Saturday, June 16, 2007

Pernikahan Muhammad dan Khadijah 1

"Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya..." (al-A'raf [7]:189)

Ia adalah Khadijah binti Khuwailid ibnu Asad Abdil Uzza Ibnu Qushay. Persis di Qushay, kakeknya yang keempat, nasabnya bertemu dengan nasab Rasulullah. Ibu Khadijah bernama Fatimah binti Zaidah. Nenek Khadijah dari pihak ibu bernama Halah binti Abdi Manaf. Abdu Manaf sendiri adalah kakek ketiga Rasulullah. Jadi, dari pihak ayah maupun ibu, Rasulullah dan Khadijah memiliki hubungan kekerabatan yang dekat.



Ayah Khadijah, Khuwailid, terkenal sebagai lelaki yang cerdas, kaya, terhormat, berakhlak mulia, jujur, dan terpercaya. Khadijah juga memiliki saudara sepupu bernama Waraqah ibnu Naufal ibnu Asad, salah satu dari empat orang Arab yang menolak penyembahan berhala oleh kaum Quraisy.



Salah seorang dari mereka berkata, "Kaum kita telah menyalahi agama Ibrahim, leluhur mereka sendiri. Mereka menyembah batu yang tidak mendengar dan tidak melihat, yang tidak mendatangkan manfaat dan bahaya. Kita harus mencari agama yang benar."



Empat orang ini kemudian pergi mencari jalan masing-masing. Mereka mencari hanifiyyah, agama Nabi Ibrahim. Setelah pencarian sekian lama, Waraqah akhirnyamemeluk agama Nasrani dan mempelajarinya. Ia pun kemudian dianggap sebagai salah satu dari sedikit orang yang paling mengetahui ajaran-ajaran agama Nasrani pada masanya.


Uraian singkat di atas menunjukkan bahwa Khadijah merupakan bagian dari keluarga yang memiliki garis keturunan paling terhormat di suku Quraisy. Keluarganya terkenal dengan akhlak yang mulia dan sikap beragama yang jauh dari perbuatan mengumbat nafsu.



Khadijah lahir lima belas tahun sebelum Rasulullah. Khadijah muda adalah seorang gadis yang cantik dan berperilaku baik. Suami pertamanya adalah Abu Halah an-Nabbasy ibnu Zurarah at-Taymi. Pernikahan ini berakhir ketika Abu Halah wafat meninggalkan dua anak laki-laki, Hindun dan Halah(1)



Khadijah kemudian menikah lagi dengan Athiq ibnu Aid al-Makhzumi. Dari suaminya yang kedua ini, khadijah memiliki seorang anak perempuan yang lagi-lagi diberi nama Hindun

Hindun menikah dengan sepupunya sendiri bernama Shafiy ibnu Umayyah ibnu Aidz al-Makhzumi. Keturunan Khadijah dari pernikahan keduanya ini sempat tinggal di Madinah dan sering disebut dengan bani Thahirah yang berarti 'keturunan wanita suci'



Dari suami pertama, Khadijah memiliki dua anak, yaitu Hindun dan Halah. HIndun pernah diasuh oleh Rasulullah. Ia adalah anak tiri Rasulullah, saudara tiri Fatimah. Kenyataan ini menjadikannya sangat bangga. Hindun juga dikenal sebagai sosok yang mampu mengungkapkan pikirannya dalam bahasa yang indah dan menawan. Hal ini terbukti dalam suatu Hadits yang diriwayatkannya menyangkut sosok Rasulullah dan gambaran fisik beliau(2).



Mengenai Halah, ada sebuah riwayat yang menceritakan bahwa ia pernah mendatangi Rasulullah yang sedang tidur. Sesaat setelah terbangun, Rasulullah memeluk Halah sambil berseru, "Halah! Halah!" (3)



Barangkali tiga orang ini, Hindun perempuan, Hindun laki-laki, dan Halah yang dimaksud oleh Aisyah sebagai "sahabat-sahabat Khadijah" dalam hadits,


"Aku tidak pernah merasa cemburu kepada seorang wanita sebesar rasa cemburuku pada Khadijah. Aku tidak pernah melihatnya. Tetapi Rasulullah sering menyebut namanya. Pernah beliau menyembelih seekor kambing, lalu memotong sebagian dagingnya dan menghadiahkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah." (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Baghawi)


Pada masa Jahiliah, Khadijah diberi gelar "wanita yang suci" (thahirah). Setelah dua kali menikah, banyak lelaki yang mencoba meminangnya dengan menawarkan sejumlah besar harta sebagai maskahwin. Tetapi Khadijah menolak semua pinangan itu. Perhatian difokuskan pada upaya mengasuh anak dan mengelola perdagangan.


Dalam dunia perdagangan saat itu, Khadijah menjadi nama yang sangat diperhitungkan. Hampir setiap kafilah memuat barang dagangannya dalam jumlah yang besar, Khadijah juga mempekerjakan orang-orang Quraisy yang jujur dan terpercaya untuk mengawasi barang-barang dagangannya itu.


***
bersambung...
(1) Hindun dan Halah adalah nama-nama perempuan. Tetapi orang-orang Arab juga menggunakan nama-nama perempuan untuk anak laki-laki mereka. Lihat Ibnu Sa'd, ath-Thabaqat al-kubra, Jilid 8, hlm. 14-15 dan Ibnu al-Jawzi, Sahfwah ash-Shafwah, jilid 1, hlm. 25.
(2) An-Nuwayri, Nihayah al-Arb, jilid 18, hlm. 273-276.
(3) Ibnu Hajar, al-Ishabah, entri no. 8914.
courtesy of Khadijah The True Love Story of Muhammad by Abdul Mun'im Muhammad
azz arhazza musir

No comments: